Tuesday 2 October 2012

RESENSI NOVEL ISLAMI



Resensi Novel Negeri 5 Menara karya A.Fuadi
Judul buku                     :         Negeri  5 Menara
Pengarang                      :         A. Fuadi
Penerbit                         :         Grasindo
Tahun terbit                   :         2010
Jumlah Halaman             :         423 halaman
                                                                                                                                                            vvvvvv 
Ketika pertama kali melihat novel Negeri 5 Menara karangan Ahmad Fuadi, saya teriingat "mantra" ajaib dinovel tersebut. Mantra itu adalah Man jadda wajadda, mantra yang diajarkan kepada semua murid yang menempuh pendidikan di pesantren Pondok Madani yang dikisahkan dalam novel tersebut. Kurang lebih artinya : barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil...!
Novel ini bercerita tentang Alif seorang anak Minang yang awalnya setengah hati menempuh pendidikan di pondok pesantren, karena ibunya memaksakan untuk melanjutkan pendidikannya setelah SMP ke Pesantren Pondok Madani. Untuk anak seusianya Alif sangat mengingikan melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Umum dengan beragam bayangannya tentang keindahan masa-masa SMU. Gambaran mengenai kehidupan pondok pesantren yang mungkin sebagian orang hanya mengira aktivitasnya hanya sholat dan mengaji disempurnakan dalam novel ini.
Selama menempuh pendidikan di Pondok Madani, Alif mendapatkan banyak pengalaman berharga yang tidak akan dia dapatkan di dunia luar. Pelajaran pertama yang dia terima yaitu pengenalan Man Jadda Wajadda yang dengan sekuat tenaga harus diteriakkan oleh para santri sebelum menerima pelajaran di Pondok madani. Saya dapat merasakan getaran-getaran gema suara mereka meneriakkan Man jadda wajadda ketika membaca bagian tersebut. Mantra Inilah dasar dari jiwa-jiwa yang penuh semangat, motivasi dan optimisme mereka untuk menaklukkan apapun masalah yang ada di depan mereka. Nilai lain yang ingin disampaikan yaitu perpaduan antara niat yang ikhlas, usaha dan kerja yang bersungguh-sungguh, yang dibulatkan dengan doa dan berbaik sangka kepada Allah selalu menghasilkan sesuatu yang diluar dugaan kita.
Saya sangat terkesan dengan sistem pendidikan yang diceritakan dinovel ini, Khususnya pada pengajaran tentang kedisiplinan. 5 menit saja begitu berarti dan pelanggaran terhadap 5 menit merupakan hal yang sangat dihindari. Militansi semangat belajar para santri sangat kental terasa, Musim Ujian adalah hari perayaan terbesar ketiga setelah Idul Fitri dan Idul Adha yang harus dirayakan, bukan ditakuti !. Belum lagi pelajaran mengenai tanggung jawab dan kepemimpinan, semuanya sempurna bagiku untuk menciptakan manusia-manusia yang tidak cengeng, yang siap menghadapi masalah apapun menjadi manusia yang bermanfaat bukan menjadi yang dimanfaatkan.
Di Pondok Madani inilah Alif dan lima orang sahabatnya mulai mengukir satu persatu mimpi-mimpi mereka. Mereka ingin menambah ilmu mereka dengan mencarinya hingga keujung-ujung dunia. Entah mengapa pada bagian topik ini saya sangat merasakan begitu terinspirasinya atas kesan penuh impian untuk menjadikan impian itu menjadi nyata.