Resensi
Novel Negeri 5 Menara karya A.Fuadi
Judul
buku
: Negeri 5
Menara
Pengarang
:
A. Fuadi
Penerbit
: Grasindo
Tahun terbit
: 2010
Jumlah Halaman : 423
halaman
vvvvvv
Ketika pertama kali melihat novel Negeri 5 Menara karangan Ahmad Fuadi, saya teriingat "mantra" ajaib dinovel tersebut. Mantra itu adalah Man jadda wajadda, mantra yang diajarkan kepada semua murid yang menempuh pendidikan di pesantren Pondok Madani yang dikisahkan dalam novel tersebut. Kurang lebih artinya : barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil...!
Ketika pertama kali melihat novel Negeri 5 Menara karangan Ahmad Fuadi, saya teriingat "mantra" ajaib dinovel tersebut. Mantra itu adalah Man jadda wajadda, mantra yang diajarkan kepada semua murid yang menempuh pendidikan di pesantren Pondok Madani yang dikisahkan dalam novel tersebut. Kurang lebih artinya : barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil...!
Novel ini bercerita
tentang Alif seorang anak Minang yang awalnya setengah hati menempuh pendidikan
di pondok pesantren, karena ibunya memaksakan untuk melanjutkan pendidikannya
setelah SMP ke Pesantren Pondok Madani. Untuk anak seusianya Alif sangat
mengingikan melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Umum dengan beragam
bayangannya tentang keindahan masa-masa SMU. Gambaran mengenai kehidupan pondok
pesantren yang mungkin sebagian orang hanya mengira aktivitasnya hanya sholat dan
mengaji disempurnakan dalam novel ini.
Selama menempuh
pendidikan di Pondok Madani, Alif mendapatkan banyak pengalaman berharga yang
tidak akan dia dapatkan di dunia luar. Pelajaran pertama yang dia terima yaitu
pengenalan Man Jadda Wajadda
yang dengan sekuat tenaga harus diteriakkan oleh para santri sebelum menerima
pelajaran di Pondok madani. Saya dapat merasakan getaran-getaran gema suara
mereka meneriakkan Man jadda
wajadda ketika membaca bagian tersebut. Mantra Inilah dasar dari
jiwa-jiwa yang penuh semangat, motivasi dan optimisme mereka untuk menaklukkan
apapun masalah yang ada di depan mereka. Nilai lain yang ingin disampaikan
yaitu perpaduan antara niat yang ikhlas, usaha dan kerja yang
bersungguh-sungguh, yang dibulatkan dengan doa dan berbaik sangka kepada Allah
selalu menghasilkan sesuatu yang diluar dugaan kita.
Saya sangat terkesan
dengan sistem pendidikan yang diceritakan dinovel ini, Khususnya pada
pengajaran tentang kedisiplinan. 5 menit saja begitu berarti dan pelanggaran
terhadap 5 menit merupakan hal yang sangat dihindari. Militansi semangat
belajar para santri sangat kental terasa, Musim Ujian adalah hari perayaan
terbesar ketiga setelah Idul Fitri dan Idul Adha yang harus dirayakan, bukan
ditakuti !. Belum lagi pelajaran mengenai tanggung jawab dan kepemimpinan,
semuanya sempurna bagiku untuk menciptakan manusia-manusia yang tidak cengeng,
yang siap menghadapi masalah apapun menjadi manusia yang bermanfaat bukan
menjadi yang dimanfaatkan.
Di Pondok Madani inilah
Alif dan lima orang sahabatnya mulai mengukir satu persatu mimpi-mimpi mereka.
Mereka ingin menambah ilmu mereka dengan mencarinya hingga keujung-ujung dunia.
Entah mengapa pada bagian topik ini saya sangat
merasakan begitu terinspirasinya atas kesan penuh impian untuk menjadikan
impian itu menjadi nyata.