Wednesday 21 November 2012

KEHEBATAN WINDOWS XP PROPESIONAL SP3_BLACK EDITION



Dulu komputer ane Ngadedod bin LELET,maklum komputerku ini selalu ane pake untuk browsing,chatting dan downloading.Mungkin aja banyak virus yang bergentanyang di Kompiku ini hinggga membuatnya NGADEDOD.
Akhirnya aku putuskan untuk Taubatan Nasuha alias Instal ulang lagi kompi dan ane coba instal pake WINDOWS XP PROPESIONAL SP3_BLACK EDITION.Awalnya ane ragu make OS Black Editon ini karena pikir ane,wah mungkin ini JEBAKAN alias kreasi para hacker.Tapi setelah ane coba .......MAKNYOSSSS,,,komputer ane jadi ngaceng,,eh kenceng.
Kata si pembuatnya salah satu kelebihan OS ini bisa mengusir Malware dan Dedemit lainnya yang ada di kompi,wajar ajar kalo malware atau ane bilang Dedemit pada takut ama OS ini,coba antum lihat tampilannya diatas, serem bin gereng.
Okey bagi antum yang mo make OS ini download aja langsung DISINI

Syukron semoga bermanfaat

Thursday 1 November 2012

MAKALAH BIOLOGI LENGKAP

MAKALAH PEMBELAJARAN BIOLOGI TENTANG:

PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG MERAH

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS BIOLOGI YANG DIBIMBING OLEH :
Ibu Dra Hj. SITI HADAMI





















DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II

REZA FAHRURIJAL
MUTIARA TRIE APRILIAN
GHISNI NASYWATI ISKANDAR
NENG LILIH

KELAS : X-1(SEPULUH SATU)





KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CILILIN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
2012

KATA PENGANTAR

        Segala puji bagi Allah, yang jikalau seluruh pohon di atas muka bumi ini di jadikan penadan lautan di jadikan tinta untuk ilmu Allah, maka tiada akan habis ilmu Allah.
            Segala puji bagi Allah atas nikmat islam, atas nikmat Al-qur’an dan diutusnya Muhammad saw., Rasul yang menjadi rahmat seluruh alam.
            Segala puji bagi Allah atas segala limpah taufiq, dan inayah-Nya yang tiada putus dan henti-hentinya. Ya Rabbi lakal hamdu walakasy syukru.
            Makalah sederhana ini, sengaja kami buat untuk menambah ilmu pengetahuan biologi tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman yang berada di sekitar kita.
            Meskipun makalah ini tidak terlalu panjang dan lebih sederhana, tapi mudah-mudahan, dalam membaca makalah ini anda akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan bisa di pakai dalam kehidupan sehari-hari.
            Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada guru bidang studi dan teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
            Semoga rangkaian kata-kata yang sederhana dalam makalah ini menjadikan ilmu yang bermanfaat yang mampu melahirkan amal shalih bagi pembacanya. Amien





Cililin, 20 September 2012

Penyusun



Kelompok II


DAFTAR ISI


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang……………………………………………………………….
1.2  Tujuan Penelitian……………………………………………………………
1.3  Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.4  Hipotesis…………………………………………………………………….
1.5  Manfaat Penelitian………………………………………………………….
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Latar Belakang Teori……………………………………………………….
2.2 Landasan Teori……………………………………………………………..
2.3 Klasifikasi tanaman kacang merah………………………………………….
EKSPERIMEN
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………………..
3.2 Langkah-langkah kerja………………………………………………………
3.3 Tabel pengamatan…………………………………………………………..
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan dan saran……………………………………………………….


BAB 1
PENDAHULUAN

      1.1  Latar Belakang

      Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia, hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
      Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi karena tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel-sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan-tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
      Misalnya saja pada tanaman kacang merah. Namun dibalik segala kegunaan pertumbuhan kacang merah yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya. Mengapa hal itu bisa terjadi? mungkin sebagian orang tidak mengetahui sebabnya.
      Oleh sebab itu kami memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan makalah ini. Kami ingin membuktikan bahwa teori yamg sudah ada itu benar.

1.2 Tujuan Penelitian

      Dari penelitian ini adalah untuk mengetahui & membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah.

1.3 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan kacang merah?

1.4 Hipotesis

H.a      : Sinar matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah.
H.o      : Sinar matahari tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah.
1.5  Manfaat Penelitian
-          Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui pengaruh cahaya bagi tumbuhan kacang merah.
-          Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

     2.1 Latar Balakang Teori

Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya, yaitu faktor cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan petunjuk utama yang memberitahu benih bahwa ia telah menembus tanah. Kita dapat menipu biji kacang hijau, sehingga biji tersebut bertingkah laku seolah-olah ia masih tetap terkubur dengan cara mengecambahkan biji dalam kegelapan. Dari keadaan tersebut, kami termotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat berbeda yaitu di tempat gelap dan tempat terang. Pemilihan tempat ini sudah melalui pertimbangan pada beberapa faktor, seperti yang telah disebutkan pada kalimat sebelumnya.
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya (Anonim, 2008).
Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Anonim, 2008).
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga, 2009).
Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan. Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil oat kerah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat (IAA) dan beberapa ahli fisiologi masih menyamakannya dengan auksin. Namun tumbuhan mengandung 3 senyawa lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai auksin. Senyawa-senyawa tersebut adalah asam 4-kloroindol asetat, asam fenilasetat (PAA) dan asam Indolbutirat (IBA) (Dwidjoseputro, 1992).
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan system tajuk. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Pada daerah tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya kan mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar (Salisbury dan Ross, 1995).
            Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas cahaya), kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) (Elisa, 2006).
Cahaya dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan perkecambahan pada biji-biji yang positively photoblastic (perkecambahannya dipercepat oleh cahaya); jika penyinaran intensitas tinggi ini diberikan dalam durasi waktu yang pendek. Hal ini tidak berlaku pada biji yang bersifat negatively photoblastic (perkecambahannya dihambat oleh cahaya) (Elisa, 2006).
            Biji positively photoblastic yang disimpan dalam kondisi imbibisi dalam gelap untuk jangka waktu lama akan berubah menjadi tidak responsif terhadap cahaya, dan hal ini disebut skotodormant. Sebaliknya, biji yang bersifat negatively photoblastic menjadi photodormant jika dikenai cahaya. Kedua dormansi ini dapat dipatahkan dengan temperatur rendah (Elisa, 2006).
Kualitas cahaya
Yang menyebabkan terjadinya perkecambahan adalah daerah merah dari spektrum (red; 650 nm), sedangkan sinar infra merah (far red; 730 nm) menghambat perkecambahan. Efek dari kedua daerah di spektrum ini adalah mutually antagonistic (sama sekali bertentangan): jika diberikan bergantian, maka efek yang terjadi kemudian dipengaruhi oleh spektrum yang terakhir kali diberikan. Dalam hal ini, biji mempunyai 2 pigmen yang photoreversible (dapat berada dalam 2 kondisi alternatif) (Elisa, 2006):
• P650 : mengabsorbir di daerah merah.
• P730 : mengabsorbir di daerah infra merah.
Jika biji dikenai sinar merah (red; 650 nm), maka pigmen P650 diubah menjadi P730. P730 inilah yang menghasilkan sederetan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya perkecambahan. Sebaliknya jika P730 dikenai sinar infra merah (far-red; 730 nm), maka pigmen berubah kembali menjadi P650 dan terhambatlah proses perkecambahan (Elisa, 2006).
Photoperiodisitas
            Respon dari biji photoblastic dipengaruhi oleh temperature (Elisa, 2006):
- Pemberian temperatur 10-200C : biji berkecambah dalam gelap.
- Pemberian temperatur 20-300C : biji menghendaki cahaya untuk berkecambah.
- Pemberian temperatur >350C : perkecambahan biji dihambat dalam gelap atau terang.
Kebutuhan akan cahaya untuk perkecambahan dapat diganti oleh temperatur yang diubah-ubah. Kebutuhan akan cahaya untuk pematahan dormansi juga dapat digantikan oleh zat kimia seperti KNO3, thiourea dan asam giberelin (Elisa, 2006).
Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji dapat dikelompokkan dalam: (a) faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air; (b) faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya zat perangsang tumbuh; (c) faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis zat perangsang tumbuh. Dormansi pada biji dapat dipatahkan dengan perlakuan mekanis, cahaya, temperatur, dan bahan kimia. Proses perkecambahan dalam biji dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses perkecambahan fisiologis dan proses perkecambahan morfologis. Sedangkan dormansi yang terjadi pada tunas-tunas lateral merupakan pengaruh korelatif dimana ujung batang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya yang dikenal dengan dominansi apikal. Derajat dominansi apikal ditentukan oleh umur fisiologis tumbuhan tersebut (Anonim, 2008).
Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks proses-proses metabolik, yang masing-masing harus berlangsung tanpa gangguan. Tiap substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat pada terhambatnya seluruh rangkaian proses perkecambahan. Beberapa zat penghambat dalam biji yang telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton tidak jenuh; namun lokasi penghambatannya sukar ditentukan karena daerah kerjanya berbeda dengan tempat di mana zat tersebut diisolir. Zat penghambat dapat berada dalam embrio, endosperm, kulit biji maupun daging buah (Elisa, 2006).
Biji-bijian dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan gelap, biji-biji itu memerlukan rangsangan cahaya. Karena itu kelihatannya perkecambahan yang dikendalikan cahaya merupakan satu adaptasi tanaman yang tidak toleran terhadap penaungan. Cahaya sendiri memiliki suatu intensitas, kerapatan pengaliran atau intensitas menunjukkan pengaruh primernya terhadap fotosintesis dan pengaruh sekundernya pada morfogenetika pada intensitas rendah, tetapi sebagian memerlukan energi yang lebih besar (Zhamal, 2008).
Ekologi tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya diatur oleh dua hal yaitu penempatan daun dalam posisi dimana akan diterima intersepsi cahaya maksimum. Berarti diatas kanopi dan didalam komunitas yang kompleks sebagian besar daun tesebut tidak dapat mencapainya. Karena itu sebagian besar dari daun akan berada pada intensitas cahaya yang kurang dari yang dibutuhkan.
Fotosintesis dimaksimumkan untuk energi yang diterima, dengan anggapan keadaan ini menjadi dibawah titik jenuh cahaya untuk fotosintesis normal, sehingga tetap dalam kesinambungan neto karbon yang positif (pengikatan CO2 untuk fotosintesis lebih besar daripada jumlah yang dikeluarkan pada respirasi dan hasil karbohidrat). Sehelai daun yang berada pada keseimbangan C yang negative akan memerlukan gula yang diambil dari sisa tanaman dan akan mengurangi ketegaran secara menyeluruh (Zhamal, 2008).
Adanya penyinaran sinar matahari akan menimbulkan cahaya. Sedang cahaya sangat dibutuhkan untuk embentukan zat warna hijau (chlorophyll).
Pertumbuhan tanaman dan kwalitas daripada produksi. Tanaman yang kurang cahaya matahari pertumbuhannya lemah, pucat dan memanjang. Setiap jenis sayuran menghendaki syarat-syarat yang sangat berlawanan, ada suatu jenis yang menghendaki penyinaran panjang, ada pula yang pendek. Yang dimaksud penyinaran panjang ialah lebih dari 12 jam, sedang penyinaran pendek kurang dari 12 jam (Zhamal, 2008)

2.2 Landasan Teori

Pertumbuhan adalah proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat irreversible.
Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif.
Alat untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer.
Jenis pertumbuhan dan perkembangan
Ø  Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang menyebabkan batang batang dan akar tumbuhan bertambah tinggi atau panjang.
-          Diawali dengan pembelahan sel di daerah meristem apical.
-          Meristem apikal terbagi atas 3 daerah yaitu daerah pembelajan, daerah pemanjangan dan daerah differensiasi.
-          Teori tentang perkembangan meristem apikal diterangkan dengan teori histogen dan teori tunika korpus.
a.       Teori tunika korpus
Teori yang menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus. Tunika merupak lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. Teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt.
b.      Teori histogen
Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), germatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks). Teori ini dikemukakan oleh Hanstein.
Ø  Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan ini disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral. Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara xilem dan floem, yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) dan kambium gabus (disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air).
-          Perkembangan
Perkembangan merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk hidup. proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis, organogenesis dan gametogenesis). Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat di ukur.
-          Struktur biji
Biji terdapat dalam buah, biji berkembang dari bakal biji yang dibuahi dan mengandung embrio serta cadangan makanan. Berdasarkan letak cadangan makanan, ada biji berendosperm atau beralbumin (jagung) dan ada yang tak berendosperm atau biji eksalbumin (biji bunga matahari).
-          Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji).
·         Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
o   Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak.
o   Spesialisasi: sel-sel yang sejenis berkelompok.
o   Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi.
o   Organogenesis sel: proses pembentukkan organ-organ tumbuhan.
o   Morfogenesis sel: Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi.
Perkecambahan; proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru.
Jenis perkecambahan:
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas:
1.      Perkecambahan tipe epigaeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil.
2.      Perkecambahan tipe hipogaeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada tanaman monokotil.
·         Urutan proses perkecambahan:
o   Imbibisi Masuknya air kedalam biji.
o   Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm.
o   Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
o   Embrio tumbuh dan berkembang.
v  Faktor Internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
1.      Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
2.      Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup(Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
3.      Hormon (fitohormon)
Satu hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu:
a.       Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin).
b.      Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin).
-          Hormon Auksin
Asal kata         : Bahasa Latin.
Penemu           : Fritz Went (peneliti asal belanda).
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa).
Hasil penelitian : Mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput.
Kesimpulan : Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apical.
Struktur auksin
Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji.
v  Fungsi hormon Auksin
Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh.
Merangsang pembentukkan akar.
Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi).
Merangsang differensiasi jaringan pembuluh.
Merangsang absisi ( pengguguran pada daun).
Berperan dalam dominansi apical.
-          Hormon Giberelin
Asal kata         : Bahasa Latin
Penemu           : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi.
Hasil penelitian : Mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid).
Kesimpulan : Pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa.
v  Fungsi Giberelin
Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel.
Merangsang perkecambahan biji.
Memecah dormansi biji.
Merangsang pembungaan dan pembuahan.
-          Hormon Sitokinin
Asal kata         : Bahasa Latin.
Penemu           : Van Overbeek.
Objek penelitian : Pertumbuhan embrio dan air kelapa muda.
Hasil penelitian : Mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin.
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin.
Kesimpulan : Pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun.
v  Fungsi Sitokinin
Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
Menghambat dominansi apikal oleh auksin.
Merangsang pertumbuhan kuncup lateral.
Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio.
Merangsang pembentukan akar cabang.
Menghambat pertumbuhan akar adventives.
Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.
-          Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin.
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott.
Objek penelitian : Buah kapas.
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan.
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin.
Kesimpulan : Hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah.
v  Fungsi Hormon Asam Absisat (ABA)
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh.
Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air.
Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan.
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya.
Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen.
Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah.
-          Hormon gas etilen
Asal kata : Bahasa Latin.
Penemu : R. gene (1934).
Objek penelitian : Buah yang masak.
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah.
Jenis : Hormon tumbuhan yang berbentuk gas.
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2.
v  Fungsi hormon gas etilen
Mempercepat pematangan buah.
Menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan.
Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal.
Merangsang proses absisi.
Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan.
Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus.
-          Hormon Luka/Kambium Luka/Asam Traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 9riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor.
-          Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem.
Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan.
Jenisnya adalah:
a.       Fitokalin : memacu pertumbuhan daun.
b.      Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang.
c.       Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar.
d.      Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah.
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.
v  Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
1.      Unsur hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan:
a.       Unsur makro.
b.      Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg.
c.       Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni.
d.      Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2.
e.       Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O.
f.       Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2. H2O dan O2.
g.      Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.
Gejala Kekurangan unsur hara disebut defisiensi.
2.      Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah sushu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.
3.      Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.
4.      Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah ditempat yang etiolasiteduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (sterling B. Hendrik). Berdasarkan respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:
§  Tumbuhan hari pendek (short day plant).
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.
§  Tumbuhan hari panjang (long day plant).
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.
§  Tumbuhan hari netral (neutral day plant).
Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.
5.      Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.
6.      pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.


      2.3 Klasifikasi tanaman kacang merah
        Nama umum
Indonesia
: Kacang merah
Cina
: chi xiao dou

Kingdom
         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
        : Rosidae
Ordo
                : Fabales
Famili
              : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus
              : Phaseolus
Spesies
            : Phaseolus radiatus L.


BAB III
EKSPERIMEN

      Alat & Bahan
1. Aqua gelas
2. Penggaris
3. Biji kacang merah
4. Air
5. Cahaya matahari
6. Kapas
     3.2 Langkah kerja
1.      Menentukan variable-variabel.
-       Variabel bebas           : cahaya matahari.
-       Variabel terikat          : pertumbuhan tanaman kacang merah.
2.      Menyiapkan alat bahan.
3.      Memasukan kapas kedalam aqua gelas lalu memberinya sedikit air.
4.      Menanam 3 biji kacang merah ke setiap aqua gelas & meletakannya ke 3 tempat yang berbeda intensitas cahaya.
5.      Mengukur tinggi tiap-tiap tanaman kacang merah setiap hari.
6.      Mengamati perbedaan-perbedaan yang terjadi antara tanaman di aqua gelas 1,2, dan 3.misalnya tingginya.
7.      Mencatat hasil pengukuran & pengamatan kedalam tabel hasil penelitian.

     Tabel Hasil Pengamatan
Hari ke
Tanaman yang di simpan di ruang yang
Terkena cahaya matahari langsung
Terkena cahaya matahari melalui celah-celah
Tidak terkena cahaya matahari
1.


Biji kacang mengembang
2.


Tumbuh akar
3.


Batang mulai tumbuh
4.


Tinggi batang 2 cm
5.


Tinggi batang 4 cm
6.


Tinggi batang 6 cm
7.


Tinggi batang 8,5 cm
8.


Tinggi batang 10 cm
9.


Tinggi batang 11 cm
10.


Daun mulai tumbuh dan tinggi batang 14 cm
11.


Tinggi batang 15 cm
12.


Tinggi batang 17,5 cm
13.


Tinggi batang 21 cm
14.


Tinggi batang 23 cm



BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Hasil Percobaan menunjukan bahwa :
            Tanaman yang terkena cahaya matahari secara langsung pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebih lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, & kokoh.Tanaman yang terkena cahaya melalui celah-celah pertumbuhannya lumayan cepat, daunnya pucat, daunnya sedang, berwarna hijau, batang menuju arah datangnya cahaya, batang tidak kokoh.Tanaman yang tidak terkena cahaya matahari pertumbuhannya lebih cepat & mempunyai batang yang lebih tinggi, daunnya kecil, tipis, berwarna pucat, batang melengkung, tidak kokoh. Cahaya merupakan faktor eksternal atau luar yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan pada tumbuhan.